Mengapa Hanok Tradisional Adalah Cikal Bakal Arsitektur

Mengapa Hanok Tradisional Adalah Cikal Bakal Arsitektur – Arsitektur tradisional Korea mencerminkan hubungan spiritual yang mendalam yang ada antara seseorang dan dunia yang mereka tempati, beberapa hal yang dianggap penting oleh budaya Korea.

Di dunia modern gedung-gedung tinggi dan gedung pencakar langit, struktur unik Korea ini mengingatkan kembali pada keberadaan yang lebih sederhana dan lebih tenang.

Mengapa Hanok Tradisional Adalah Cikal bakal Arsitektur Ramah Lingkungan

Nilesh Patel membahas Hanok, yang diterjemahkan sebagai Rumah Korea, dan menemukan khasiat penyembuhan spiritualnya. https://www.mustangcontracting.com/

Hanok berarti ‘rumah Korea’ tetapi pada tingkat yang lebih luas itu mencakup semua jenis arsitektur tradisional Korea, seperti kuil Buddha.

Ini adalah cikal bakal arsitektur ramah lingkungan yang dapat menjadi inspirasi dalam dunia yang semakin sadar lingkungan ini.

Bagaimana Hanoks Dibuat

Hanok terdiri dari struktur rangka kayu prefabrikasi yang dipasang di lokasi. Meskipun dirakit sesuai dengan teknik Konfusianisme yang ketat, setiap hanok bisa jadi milik individu. Mereka dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan penduduk, serta lanskap sekitarnya dan lokasi geografis di negara tersebut.

Desain Hanok

Arsitektur tidak hanya penting dalam desain dan konstruksi hanok. Yang lebih penting adalah bagaimana hanok berhubungan dengan lingkungan holistik di sekitarnya. Keharmonisan fisik dan visual antara arsitektur dan alam di sekitarnya merupakan faktor esensial.

Ini bukanlah pertimbangan umum dalam arsitektur barat di mana konstruksi biasanya dirancang agar menonjol dari lingkungan sekitarnya, dan dapat dilihat sebagai perbedaan (positif) dalam arsitektur Asia Timur.

Hanok Terbuat dari apa?

Hanok dibuat dari bahan-bahan alami, seperti kayu dan tanah. Tidak ada bahan buatan yang digunakan dalam konstruksi mereka, jadi rumah ini 100% alami, dapat terurai secara hayati dan dapat didaur ulang. Meskipun beberapa hanok berusia lebih dari 500 tahun, mereka dirancang dengan pertimbangan khusus untuk konservasi energi.

Overhang atap didesain khusus untuk mencegah sinar mataharidi musim panas dari memasuki bagian dalam hanok, sehingga menjaganya tetap dingin di terik panas. Selama bulan-bulan musim dingin yang pahit, karena sudut overhang dan matahari yang lebih rendah, sinar matahari dapat menembus sebagian interior untuk memberikan panas kepada penghuninya dan, dengan demikian, mengurangi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk memanaskan hanok.

Dinding di dalam bangunan dapat dinaikkan, untuk mengubah ukuran dan bentuk interior, membuat ruangan menjadi lebih kecil atau lebih besar: ruang yang benar-benar serba guna.

Karena atap yang berat bertumpu pada struktur rangka kayu bangunan, tidak diperlukan penyangga pada dinding luar, jadi selama bulan-bulan musim panas, jika penghuninya ingin melakukannya, mereka dapat meninggikan dinding luar untuk menurunkan suhu interior.

Bahkan tanpa menaikkan tembok, beberapa hanok memiliki jendela dan pintu yang sengaja ditempatkan sebagai bingkai keindahan di luar.

Beberapa penghuni hanok sangat kagum dengan apa yang mereka lihat di sekitar mereka sehingga mereka menulis dan menempelkan puisi di pilar hanok mereka sambil melihat kemegahan alam di sekitar mereka.

Hanok menciptakan ruang terbuka dengan menghubungkan unit kehidupan manusia dan sekitarnya, menyatukan manusia dengan alam, dan melahirkan kehidupan.

Bagaimana Hanok Menginspirasi Arsitektur Kontemporer

Ketika Frank Lloyd Wright bekerja di Jepang pada komisi untuk merancang Hotel Imperial di Tokyo, dia menemukan sistem ondol (pemanas di bawah lantai) yang diambil dari istana Korea oleh Jepang selama pemerintahan kolonial Korea.

Wright sangat terkesan dengan hal ini sehingga dia memasukkan sistem ini ke dalam Jacobs House, yang dia bangun di Wisconsin. Wright melanjutkan untuk membuat rumah Usonia pada tahun 1930-an di AS untuk keluarga kelas menengah tanpa pembantu.

Rumah-rumah itu termasuk ondoldan jendela dari langit-langit ke lantai, menjembatani celah antara ruang manusia dan alam. Kamar tidurnya dibuat kecil-kecil, agar penghuninya bisa lebih terpacu untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama di ruangan besar yang terbuka dengan kamar tidur kecil yang saling berhubungan: ideologi hanok.

Arsitek lain yang tertarik dengan desain dan filosofi Timur adalah Ludwig Mies van der Rohe. Dia menciptakan Farnsworth House yang terkenal antara tahun 1945 dan 1951.

Seperti rumah Usonian Wright, rumah ini mengaburkan garis antara eksterior dan interior, tetapi pada tingkat yang lebih ekstrim, yang merupakan minimalisme terbesar pada saat itu.

Manfaat lingkungan dan praktis ondol, menghubungkan manusia dengan alam, dan menyatukan penghuni ke ruang komunal yang luas adalah contoh dari beberapa elemen cerdik hanok yang dimasukkan ke dalam arsitektur barat oleh arsitek maverick.

Mengapa Hanok Tradisional Adalah Cikal bakal Arsitektur Ramah Lingkungan

Kebangkitan Hanok

Dalam beberapa tahun terakhir, hanok telah bangkit kembali di Korea. Semakin banyak orang memilih untuk tinggal di hanok mereka dinilai sebagai rumah kelas atas, ‘trendi’, dan bahkan beberapa komedi situasi dibuat dalam gaya hanok.

Karena tren hanok baru ini, pemerintah Korea Selatan membentuk The National Hanok Center, untuk membantu memfasilitasi penelitian tentang bentuk baru konstruksi hanok dan konsep baru hanok untuk kehidupan modern.…